KOMPAS.com – Di berbagai negara, termasuk Indonesia, jumlah hunian yang tersedia dan terjangkau bagi penduduknya semakin terbatas. Para praktisi, politisi, hingga para cendekia berlomba-lomba mengemukakan pendapatnya mengeluarkan negara dari masalah ini, termasuk dua arsitek asal Denmark ini; Mateuz Mastalski dan Ole Robin Storjohann.
Solusi yang ditawarkan oleh Mastalski dan Storjohann dalam memanfaatkan lahan sempit sebagai hunian ini memenangkan kompetisi tahunan New Vision of the Loft. Kompetisi tersebut diadakan oleh perusahaan pembuat jendela atap, Fakro.
Kompetisi tersebut memang menuntut pesertanya menciptakan konsep yang tepat bagi hunian urban. Harapannya, hunian tersebut dapat menjadi ruang fungsional, hemat ruang, hemat energi, dan penuh sinar matahari. Selain itu, semuan entri yang masuk dalam kompetisi harus menyertakan produk Fakro pada desainnya.
Hasil karya Mastalski dan Storjohann memang berangkat dari kriteria yang ditetapkan oleh Fakro. Kedua arsitek ini mendesain hunian berkonsep mikro apartemen yang sepenuhnya terbuat dari jendela atap. Kedua arsitek begitu bersemangat dengan konsep hunian unik yang mereka ciptakan.
“Kemungkinan bentuknya tidak terbatas,” ujar keduanya.
Selain menggunakan jendela atap, konsep-konsep desain yang dibuat oleh kedua arsitek ini memang unik. Mereka ingin memanfaatkan ruang yang ada di antara dua gedung-gedung apartemen, meski hanya selebar 5 kaki (sekitar 152,4cm) sekalipun. Seluruh hunian yang mereka desain tersebut memiliki bentuk-bentuk unik seperti huruf “X”, “O”, menyerupai pohon, awan, balon pembicaraan kartun, dan bahkan space invader.
Mastalski dan Storjohann tidak serta-merta mendesain hunian sesuai keinginan mereka. Keduanya bekerja berdasarkan studi kasus di lapangan. Karena itu, mereka tahu persis bangunan dengan bentuk seperti apa yang cocok pada wilayah tertentu. Misalnya, bentuk menyerupai garis miring cocok ditempatkan di 153 West 35th street, New York, Amerika Seringat.
Sementara itu, bentuk space invader cocok untuk digunakan di Shibuya-ku, Tokyo-to, Jepang. Masih ada pula bentuk yang menyerupai bentu “O” atau telur di Chelsea Gardens, London, serta bentuk awan di Waska 4, Wroclaw, Polandia.
Griya190.com, SOLO – Jika investor membeli properti yang tertekan, salah satu jalan keluarnya yakni melakukan…
Griya190.com, SOLO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mewajibkan para pengembang menggunakan produk…
Griya190.com, SOLO – Jika kamu sudah berniat menjual rumah pada waktu dekat, maka kamu perlu…
Griya190.com, SOLO – Demi mendukung pemulihan sektor properti khususnya perumahan, pemerintah menggagas beberapa cara. Salah satu…
Griya190.com, SOLO – Feng shui atau kepercayaan pengoptimalan energi positif dari unsur bumi, ternyata dapat…
Copyright © 2019 Griya190.com. All rights reserved.