Pasar Properti Solo Jogja

  • Telepon
  • +62271-724811
  • Griya Solopos,
  • Jl. Adisucipto no 190, Solo

Santai dengan Desain Interior Gaya Pantai

Santai dengan Desain Interior Gaya Pantai
oleh Maharani Puspa Sabtu, 14 Juli 2018

JAKARTA – Angin sepoi-sepoi masuk ke dalam ruang keluarga. Di luar terlihat deburan ombak dan pasir putih. Suasananya sangat menenangkan hati. Seperti itulah bayangan ketika berada di dalam hunian berkonsep interior gaya coastal atau pantai.

Pantai selalu identik dengan biru, pasir putih, dan cerah. Interior coastal mencoba membawa unsur-unsur pantai tersebut ke dalam hunian. Meskipun jauh dari pantai, tetapi Anda dapat merasakan suasana pantai itu di dalam rumah.

Bagi Anda penikmat suasana pantai konsep interior ini sangat sesuai. Sedangkan bagi Anda yang membutuhkan ketenangan, interior ini pun manjur menawarkan suasana rileks tersebut.

Desainer interior Chairul Amal Septono menjelaskan, interior coastal sebetulnya memiliki gaya bermacam-macam sesuai dengan jenis rumahnya. Namun, benang merah dari konsep interior pantai ini adalah bagaimana menghadirkan suasana khas pantai di dalam hunian.

Pantai dalam konsep interior coastal, imbuhnya, mengacu pada pantai-pantai di negara-negara Eropa. Ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia DKI Jakarta itu menuturkan negara-negara barat itu memiliki kondisi pantai-pantai yang berbeda dengan pantai-pantai di Indonesia. Di Tanah Air pantainya cenderung panas, sedangkan di sana pantai-pantainya memiliki empat musim.

“Ada saat musim tertentu suasana pantainya sejuk,” tuturnya.

Kondisi alam tersebut akhirnya tertuang dalam gaya interior coastal. Hasilnya interior coastal memiliki kekhasan pada penggunaan warna-warna dominan putih. Sedangkan warna kuat lainnya adalah biru. Dari biru, imbuhnya, memiliki varian yang mengarah ke hijau.

Melalui warna-warna itu gaya coastal dapat diidentifikasi. Penyebabnya putih dan biru memiliki kedekatan dengan warna-warna di pantai.”Terus garis-garisnya biru tua. Banyak desainer yang menampilkan itu sebagai hiasan dinding. Garis-garisnya itu seperti yang ada pada seragam pelaut,” tuturnya.

Bila ada warna-warna lain di luar dua warna tersebut, penggunaannya terbilang jarang. Chairul mengatakan, warna-warna merah dan oranye sangat kurang ditampilkan pada konsep interior pantai tersebut. Meskipun demikian, merah maupun oranye tetap bisa digunakan di interior coastal tetapi tidak begitu dominan.

“Warna-warna merah atau oranye ada hanya kecil-kecil,” ujarnya.

Di luar warna-warna itu, tambahnya, penghuni juga dapat menampilkan warna-warna tekstur natural dari kayu di bagian elemen-elemen interiornya. “Misalnya tekstur kayu kelapa atau kayu dolken,” ujarnya.

Untuk urusan furnitur, Chairul mengatakan biasanya desain interior gaya coastal menggunakan perabotan-perabotan berwarna cerah. Sedangkan gaya furniturnya cenderung bergaya natural cerah tanpa ukir-ukiran. Adapun material furniturnya, ujarnya, kebanyakan berasal dari bahan-bahan alami seperti rotan dan kayu.

Soal furnitur ini, dia mengingatkan bila penghuni hendak menggunakan furnitur-furnitur berwarna cerah atau putih maka dindingnya harus dicat dengan warna khas coastal lainnya seperti biru atau biru kehijau-hijauan. Hal tersebut dilakukan agar ruang tidak tampil monoton.

Bicara soal material, Chairul mengungkapkan konsep coastal biasa menggunakan material-material ekspos bernuansa natural. Hal tersebut bisa didapat lewat batu-batu alam maupun batu-batu laut yang ditempel di bagian dinding. Kalaupun batu-batu riil tidak ada, penghuni dapat menggunakan wallpaper-wallpaper yang memiliki motif seperti itu.

“Jadi wallpaper itu untuk menyiasati jika tidak ingin menggunakan batu,” tuturnya.

Untuk penataan di bagian lantai, Chairul mengatakan, lantai-lantai di hunian bergaya coastal kerap menggunakan pelapis lantai kayu dek layaknya geladak-geladak kapal. Sebab kayu dianggap memiliki kesan natural yang kuat. Sedangkan karpet, ujar Chairul, jarang diaplikasikan di interior coastal.

“Karpet jarang digunakan di interior coastal mungkin karena khawatir sulit membersihkan pasir pantai,” tuturnya.

Masuk ke bagian pencahayaan, ujarnya, sebaiknya menghadirkan pencahayaan yang terang. Hal itu dimaksudkan agar rumah memiliki kesan lebih natural. Selain itu, tutur Chairul, dengan pencahayaan terang akan semakin menguatkan warna-warna cerah yang ada.

Kemudian kecendrungan lain yang ada pada interior coastal, Chairul mengatakan kebanyakan desain interior ini memanfaatkan jendela-jendela berukuran besar agar penghuni dapat menyaksikan pemandangan laut.

“Sebab rumah-rumanya di pantai kebanyakan pemandangannya laut. Apartemen-apartemen di Pluit cocok didesain dengan gaya coastal ini,” tuturnya.

Chairul mengatakan, meski idealnya interior coastal untuk hunian-hunian di wilayah pantai, tetapi bagi penghuni-penghuni yang memiliki rumah di tengah kota pun dapat menerapkannya. Salah satu caranya dengan menggunakan wallpaper-wallpaper berukuran besar yang menampilkan foto lautan.

“Yang penting mengambil gayanya saja. Rumahnya ada di gunung pun bisa,”imbuhnya.

Guna memperkuat suasana coastal, penghuni juga dapat menghadirkan lampu-lampu ornamen, papan seluncur, maupun binatang-binatang laut. Disarankan, ujar Chairul, barang-barang tersebut memiliki kaitan dengan laut, pantai, maupuan kapal.

Chairul menganjurkan pula bila penghuni hendak menghadirkan gaya ini ke dalam rumah sebaiknya memastikan terlebih dahulu apakah suka atau tidak dengan gaya pantai. Bila sudah yakin, ujarnya, penghuni dapat menerapkan interior ini dengan bertahap.

Mula-mula diawali dengan mengolah warna khas coastal terlebih dahulu. Begitu warna yang diinginkan sudah didapat, berlanjut ke tahap selanjutnya yaitu mengecat dinding karena bagian ini termudah. Setelah itu, penghuni bisa memoles bagian lantai sesuai dengan karakteristik coastal. Seperti disinggung di atas, lantai-lantai interior coastal biasa menggunakan nuansa kayu.

“Selanjutnya tinggal menata furnitur-furniturnya.”

Chairul menuturkan yang terpenting penghuni memenuhi elemen desain yang menjadi kebutuhan primer. Buat dinding, langit-langit, dan lantai sealamiah mungkin, tuturnya, serta memunculkan warna-warna terang.

Seringnya penggunaan material-material bersifat alami, Chairul mengatakan pada prinsipnya suasana coastal banyak didominasi unsur-unsur natural. Desain interior ini, tambahnya, mencoba menghadirkan nuansa sealamiah mungkin ke dalam hunian.

Dengan prinsip natural itu, tutur Chairul, gaya interior coastal cocok untuk penghuni beragam usia. Mulai dari anak muda hingga orang tua. Sebab natural memberikan kesan rileks kepada penghuninya. Sedangkan orang yang memerlukan rileks tak memandang kalangan.

“Coastal ini bisa diterima di segala kalangan,” pungkasnya. (Bisnis.com)

Berita Terkini Lainnya

Ingin Rehab Properti? Simak Cara Berikut

Ingin Rehab Properti? Simak Cara Berikut

oleh Ivan Indrakesuma Rabu, 3 Februari 2021

Griya190.com, SOLO – Jika investor membeli properti yang tertekan, salah satu jalan keluarnya yakni melakukan…

Pemerintah Wajibkan Penggunaan Produk Lokal, Begini Tanggapan Pengembang

Pemerintah Wajibkan Penggunaan Produk Lokal, Begini Tanggapan Pengembang

oleh Ivan Indrakesuma Rabu, 27 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mewajibkan para pengembang menggunakan produk…

10 Tips Terbaik Untuk Menaikkan Nilai Jual Rumah

10 Tips Terbaik Untuk Menaikkan Nilai Jual Rumah

oleh Ivan Indrakesuma Kamis, 21 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Jika kamu sudah berniat menjual rumah pada waktu dekat, maka kamu perlu…

Pulihkan Sektor Perumahan, Pemerintah Terpaksa Lakukan Ini

Pulihkan Sektor Perumahan, Pemerintah Terpaksa Lakukan Ini

oleh Ivan Indrakesuma Jumat, 15 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Demi mendukung pemulihan sektor properti khususnya perumahan, pemerintah menggagas beberapa cara. Salah satu…

Begini Cara Terapkan Feng Shui DI Kamar Mandi

Begini Cara Terapkan Feng Shui DI Kamar Mandi

oleh Ivan Indrakesuma Selasa, 12 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Feng shui atau kepercayaan pengoptimalan energi positif dari unsur bumi, ternyata dapat…