Pasar Properti Solo Jogja

  • Telepon
  • +62271-724811
  • Griya Solopos,
  • Jl. Adisucipto no 190, Solo

Pengembang Jangan Asal Bikin Harga Tinggi

Pengembang Jangan Asal Bikin Harga Tinggi
oleh Ivan Indrakesuma Sabtu, 15 Februari 2020

Griya190.com, JAKARTA–Kondisi pasar properti yang lesu selama bertahun-tahun membebani kinerja para pengembang, terutama pengembang besar. Konsultan properti Savills menyebut ke depan pengembang memang tak bisa mengharapkan pasar properti tumbuh seperti pada 2013 lalu.

Director and Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan yang menjadi masalah bagi pengembang besar yang memiliki portofolio hunian mewah adalah dari segi harga. Harga properti terlanjur tumbuh terlalu tinggi sejak tujuh tahun lalu.

“Rumah mewah kan pasti yang beli juga ada niatan untuk investasi, kalau harganya dipasang terlalu tinggi, dia enggak bisa cepat naik, jadi mereka pasti akan cari alternatif lain untuk investasi,” ungkapnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (13/2/2020).

Bisa jadi, kata Anton, pembeli rumah mewah yang dari kalangan investor beralih ke bank. Walaupun bunganya sedikit, setidaknya masih ada hasilnya, dibandingkan dengan properti mewah yang harganya tidak naik-naik.

Untuk potensi, Anton juga menyebut potensi rumah mewah di Jakarta sebetulnya masih sangat menarik untuk investasi. Pasalnya, walaupun tinggi, harganya masih jauh lebih murah dibandingkan dengan yang ada di Singapura atau Malaysia.

“Ini harusnya lebih menarik, apalagi buat yang biasa keliling Asia. Jakarta itu murah banget, cuma saya juga bingung kenapa belum naik-naik,” lanjutnya.

Adapun, regulasi seharusnya sudah tidak jadi masalah, karena sudah ada sejumlah aturan yang sudah direlaksasi misalnya aturan mengenai pajak barang mewah yang batasannya sudah dinaikkan. Kemudian suku bunga juga sudah rendah dan batasan loan to value (LTV) yang juga sudah semakin longgar.

Ke depan, agar pasar bisa makin ramai, pengembang didorong untuk lebih realistis soal harga. Anton mengimbau agar pengembang jangan asal bikin harga tinggi.

“Harus dilihat pasarnya maunya yang kaya apa. Strategi lainnya yang sudah berjalan ya tambah portofolio di segmen menengah, tapi kejadian perlambatan pasar ini harusnya jadi pelajaran supaya pengembang jangan terlalu agresif,” kata Anton. (JIBI)

Berita Terkini Lainnya

Ingin Rehab Properti? Simak Cara Berikut

Ingin Rehab Properti? Simak Cara Berikut

oleh Ivan Indrakesuma Rabu, 3 Februari 2021

Griya190.com, SOLO – Jika investor membeli properti yang tertekan, salah satu jalan keluarnya yakni melakukan…

Pemerintah Wajibkan Penggunaan Produk Lokal, Begini Tanggapan Pengembang

Pemerintah Wajibkan Penggunaan Produk Lokal, Begini Tanggapan Pengembang

oleh Ivan Indrakesuma Rabu, 27 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mewajibkan para pengembang menggunakan produk…

10 Tips Terbaik Untuk Menaikkan Nilai Jual Rumah

10 Tips Terbaik Untuk Menaikkan Nilai Jual Rumah

oleh Ivan Indrakesuma Kamis, 21 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Jika kamu sudah berniat menjual rumah pada waktu dekat, maka kamu perlu…

Pulihkan Sektor Perumahan, Pemerintah Terpaksa Lakukan Ini

Pulihkan Sektor Perumahan, Pemerintah Terpaksa Lakukan Ini

oleh Ivan Indrakesuma Jumat, 15 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Demi mendukung pemulihan sektor properti khususnya perumahan, pemerintah menggagas beberapa cara. Salah satu…

Begini Cara Terapkan Feng Shui DI Kamar Mandi

Begini Cara Terapkan Feng Shui DI Kamar Mandi

oleh Ivan Indrakesuma Selasa, 12 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Feng shui atau kepercayaan pengoptimalan energi positif dari unsur bumi, ternyata dapat…