Pasar Properti Solo Jogja

  • Telepon
  • +62271-724811
  • Griya Solopos,
  • Jl. Adisucipto no 190, Solo

Properti Menengah Atas Cari Keseimbangan Baru

Properti Menengah Atas Cari Keseimbangan Baru
oleh Maharani Puspa Kamis, 15 Februari 2018

JAKARTA—Penjualan properti yang belum memuaskan di segmen menengah dan atas selama 2 tahun belakangan diyakini bukan karena persoalan daya beli melainkan pasar yang tengah mencari keseimbangan baru dengan mengurangi risiko investasi di sektor ini.

Ishak Chandra, CEO Strategic Development & Services Sinar Mas Land mengatakan pergeseran pasar residensial dalam penjualan segmen kelas menengah dan bawah mendominasi sebesar 59,17% diikuti segmen menengah 34,66% serta segmen menengah atas yang hanya 6,17%. Dominasi penjualan di segmen menengah bawah, tekan dia bukan berarti menandakan konsumen akhir yang membeli proyek.

“Jadi sebetulnya, tetap saja mereka adalah investor tapi kemudian membeli di segmen menengah bawah,”katanya Selasa (13/2).

Menurutnya ada dua hal yang menjadi strategi Sinar Mas Land dalam menjual proyek di kalangan menengah atas yang dalam tahap mencari keseimbangan baru. Pertama memperkecil unit proyek sehingga lebih menarik dari sisi harga. Kedua tetap menjual dengan harga dan ukuran yang sesuai namun menawarkan kemudahan pembiayaan tidak hanya melalui diskon namun juga memperpanjang cicilan.

Direktur Marketing Trans Park, Ronald Cassidy mengatakan dalam proyek ekspansi tahun ini, pengembangan hunian skala besar di segmen premium akan tetap disasar. Perusahaan sebut dia telah membeli 20 ha lahan dari Sinar Mas Land di kawasan Bumi Serpong Damai.

“Proyek upcoming terbesar 20 hektare, apartemen hotel ruko, office dengan15 samoai 20 tower. Jadi after lebaran kita mulai memasarkan,” kata dia.

Ronald menyebut Trans Properti juga ingin masuk dan terlibat dalam pengembangan kawasan yang telah matang di BSD meskipun sudah banyak pengembang besar yang juga masuk. Kawasan BSD dengan segmen menengah atas tetap akan tinggi permintaannya.

Perusahaan juga cenderung tidak ingin terpengaruh dengan berbagai isu seperti daya beli ataupun tahun politik yang akan mempengaruhi bisnis properti. Menurut Ronald, cara bisnis konvensional, tanpa perencanaan dan pengalokasian modal khusus justru ampuh dalam penjualan dan diterima pasar.

Dia mengatakan psikologi pasar properti saat ini adalah ketertarikan konsumen terhadap konsep hunian yang unik, berbeda, aman, nyaman, dengan harga yang masih rasional. Dia mengambil contoh, beberapa proyek properti misalnya Meikarta tetap bisa menjadi contoh tingginya permintaan terhadap properti karena konsep yang ditawarkan cukup bagus. (bisnis.com)

Berita Terkini Lainnya

Ingin Rehab Properti? Simak Cara Berikut

Ingin Rehab Properti? Simak Cara Berikut

oleh Ivan Indrakesuma Rabu, 3 Februari 2021

Griya190.com, SOLO – Jika investor membeli properti yang tertekan, salah satu jalan keluarnya yakni melakukan…

Pemerintah Wajibkan Penggunaan Produk Lokal, Begini Tanggapan Pengembang

Pemerintah Wajibkan Penggunaan Produk Lokal, Begini Tanggapan Pengembang

oleh Ivan Indrakesuma Rabu, 27 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mewajibkan para pengembang menggunakan produk…

10 Tips Terbaik Untuk Menaikkan Nilai Jual Rumah

10 Tips Terbaik Untuk Menaikkan Nilai Jual Rumah

oleh Ivan Indrakesuma Kamis, 21 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Jika kamu sudah berniat menjual rumah pada waktu dekat, maka kamu perlu…

Pulihkan Sektor Perumahan, Pemerintah Terpaksa Lakukan Ini

Pulihkan Sektor Perumahan, Pemerintah Terpaksa Lakukan Ini

oleh Ivan Indrakesuma Jumat, 15 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Demi mendukung pemulihan sektor properti khususnya perumahan, pemerintah menggagas beberapa cara. Salah satu…

Begini Cara Terapkan Feng Shui DI Kamar Mandi

Begini Cara Terapkan Feng Shui DI Kamar Mandi

oleh Ivan Indrakesuma Selasa, 12 Januari 2021

Griya190.com, SOLO – Feng shui atau kepercayaan pengoptimalan energi positif dari unsur bumi, ternyata dapat…